Ini Dua Provinsi di Indonesia dengan Risiko Penyakit Jantung Paling Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan riset kesehatan dasar Indonesia dari 2007-2013, terdapat peningkatan signifikan atas kematian akibat penyakit jantung dan faktor-faktor risiko penyakit jantung di Indonesia.
Dari hasil riset ini ada dua provinsi yang mengalami risiko paling tinggi, yakni Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima SINDOnews, hal ini ditandai oleh tingginya jumlah populasi perokok, jumlah pasien dengan tingkat kolesterol tinggi dan banyaknya kasus tekanan darah tinggi dan diabetes.
”Penyakit jantung kian mengkhawatirkan akibat dampak yang ditimbulkannya, baik dari sisi ekonomi karena menurunnya produktivitas pada penderita di usia produktif, maupun risiko kematian yang tinggi," kata Presiden Direktur Pfizer Indonesia Anil Argilla.
Penyakit jantung sendiri telah menjadi beban kesehatan signifikan di Indonesia pada 2012. Kondisi ini mengakibatkan hilangnya produktivitas setara dengan 18 ribu tahun akibat kehilangan kemampuan (Disability-Adjusted Life Years, DALYS), sebanyak 17.500 di antaranya merupakan tahun-tahun yang hilang akibat kematian prematur, dan sisanya karena disabilitas akibat penyakit jantung.
Sementara, jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di 2012 yang merupakan 9% dari jumlah total kematian atau setara dengan 82,3 kasus per 100,000 penduduk.
Dari hasil riset ini ada dua provinsi yang mengalami risiko paling tinggi, yakni Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima SINDOnews, hal ini ditandai oleh tingginya jumlah populasi perokok, jumlah pasien dengan tingkat kolesterol tinggi dan banyaknya kasus tekanan darah tinggi dan diabetes.
”Penyakit jantung kian mengkhawatirkan akibat dampak yang ditimbulkannya, baik dari sisi ekonomi karena menurunnya produktivitas pada penderita di usia produktif, maupun risiko kematian yang tinggi," kata Presiden Direktur Pfizer Indonesia Anil Argilla.
Penyakit jantung sendiri telah menjadi beban kesehatan signifikan di Indonesia pada 2012. Kondisi ini mengakibatkan hilangnya produktivitas setara dengan 18 ribu tahun akibat kehilangan kemampuan (Disability-Adjusted Life Years, DALYS), sebanyak 17.500 di antaranya merupakan tahun-tahun yang hilang akibat kematian prematur, dan sisanya karena disabilitas akibat penyakit jantung.
Sementara, jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di 2012 yang merupakan 9% dari jumlah total kematian atau setara dengan 82,3 kasus per 100,000 penduduk.
(tdy)